tentang marah |
Aku mencapai batas
bosan untuk mengungkapkan sebuah peristiwa lagi. Sebenarnya melihat mereka
baik-baik saja itu memang sudah cukup membuat saraf otakku tak begitu
terpengaruh untuk bisa menjelajah keyboard putihku ini dan menyelipkan imbuhan
penuh persuasi hiperbola kedalam hasil karanganku setiap menitnya. Tetapi apa
jadinya jika orang-orang yang kau harapkan itu tidak terlihat baik seperti
biasanya? Mereka sedang berada dalam titik jenuh hidup, dan mengalami jenis
emosi standar semua manusia. Ayolah, kalian pasti tahu emosi macam apa yang aku
maksud..
“MARAH”
Lihat kan, padahal di
awal sederet kalimatku ini aku sudah mengatakan bahwa aku mencapai batas bosan
untuk mengungkapkan sesuatu. Tetapi beginilah jadinya jika ternyata yang
terjangkit penyakit standar manusia sendiri itu juga termasuk aku sendiri.
Lalu, bagaimana menurut kalian ? Apa kalian juga pernah marah, dimarahi, atau
bahkan melihat adegan marah dan mungkin membayangkan saat-saat marah dalam
kehidupanmu lewat imajinasi liar kalian ? Aku sudah pernah semuanya. Dan perlu
kukatakan bahwa “marah” bukanlah satu-satunya hal yang membuat kita akan malas
melakukan sesuatu. Ketika kalian marah, ada banyak kemungkinan yang terjadi
pada diri sendiri : (menurutku)
- Kau akan mengubah bentuk tampak wajahmu.
Disini banyak yang
ingin menunjukkan wajah terlihat benar-benar sedang marah atau bahkan
sebaliknya, berusaha tenang –se tenang seluruh dunia ini ketika tengah malam
syahdu berbintang dengan semilir angin sejuk penyebab kantuk berat- dan
bersikap membulatkan tekad bahwa hidup penuh karma, marah dimarahi adalah
mutlak terjadi, taka da yang perlu di permalukan.
- Kau akan merasakan getaran hebat
Bukan getaran scala
richter gempa bumi atau tanah longsor bahkan getaran cinta sekalipun. Yang aku
maksud adalah getaran dimana titik kecil dihati benar-benar terasa ada yang
mengoyak dan akibatnya sedikit hancur. Apa kalimatku susah kalian
fahami?-sudahlah. Getaran ini membuat kita biasanya terhenti sejenak menghela
nafas berat terengah-engah, dan detik tercepat berikutnya akan ada segerombol
kalimat yang berjubel di ujung bibir ingin kita teriakkan.
- Kau akan menjadi pribadi malas-rajin , rajin-malas
Secara tidak sadar
kejadian “marah” juga bisa membuat kita berubah menjadi seorang pengangguran
yang sengaja menganggurkan diri. Tidak mau diperintah, mendengarkan nasehat,
sapaan, teguran, bahkan perintah untuk makan dan minum sekalipun. Atau yang
membuatku tertawa sendiri ketika sadar menjadi orang rajin sedunia seolah-olah
menjadi pegawai biasa yang dibayar dengan gaji biasa tapi tetap me-lembur-kan
diri setiap hari sekalipun organisasi kerja dunia juga telah mencetuskan hari
libur pegawai sedunia. Begitulah, berubah jadi ulet tiba-tiba dan mengerjakan
semuanya sendiri dengan emosi berjejal di dalam hati.
- Kau menjadi seorang pemikir
Coba ingat-ingat saat
kalian terakhir marah, beberapa saat setelah kejadian marah-mu itu usai, pasti
kepala kalian dipenuhi dengan teriakan-teriakan gaya sahut menyahut peri putih
dan peri hitam bahwa kalian harus introspeksi diri. Sebenarnya siapa yang salah
dan apakah kita ini terlalu ke-kanak-kanak an? Begitu sebaliknya ketika kita
yang dimarahi, kita akan berfikir lebih cepat seolah-olah kita adalah ilmuwan
pemikir terkemuka dan terpercaya di bumi. Kita akan berlomba-lomba
mengungkapkan bahwa sebenarnya bukan kita yang salah atau dunia ini sudah tidak
seimbang lagi. Ibarat orang benar sudah tak dihargai di dunia tapi orang dusta
lebih diterima di masyarakat, seperti hal nya ungkapan “Tuhan sudah tak adil”
dan sebagainya. Atau peryataan ikhlas yang tak jarang keluar begitu mulus lewat
bibir-bibir orang beriman di muka bumi dengan mengucap istighfar dan kalimat
mohon ampun lain sebagainya.
- Kau akan bingung
Memilih melupakan
kejadian itu, atau cukup diam pura-pura tidak ingat bahkan pura-pura mati *eh,
dan juga mengingatnya seumur hidup sebagai pelajaran hidup. disinilah titik
final otak kalian akan bekerja keras. Penentuan warna dari cerminan hatimu
adalah setelahnya. Mana yang akan kau pilih, itu yang kau tanam untuk kemudian
hari kau panen. Dariku, pilihlah yang paling keren dan nggak basi seperti
dendam, tambah marah, atau malah menjelek-jelekkan keturunan.
Is this enough ?
Everything talking,
guys…
Your hand, your eyes,
your legs, all of your paths.
Believe or not! Let’s
wait at Yaumul Mizan./hibariohara/
smile can change you |
Sign up here with your email
3 comments
Write commentssering marah jadi sering mikir, mending pura-pura mati :-bd
Replyじゃ~。。死ぬほうがいいかな ^o^ #pura.pura.nggak.nulis
Reply死んだふりを、でしょう ヽ(゚∀゚)ノ パッ☆
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon