JURUSAN BAHASA BUKAN SEBUAH OMONG KOSONG


Jangan Buang Mimpimu


Dulu …
Kurang lebihnya mungkin sekitar beberapa tahun lalu (SMA Kelas satu), ada seorang lelaki perawakan kurus mendatangiku dengan memberi sebuah kertas formulir tentang rencana masa depan yang harus aku isi. Dengan kemantapan hati yang saat itu kumiliki, tanpa berfikir panjang disaat seorang laki-laki yang memberikan formulir itu belum beranjak dari tempatku duduk, aku menulis di bagian kolom “Jurusan yang diinginkan” dengan isian “Bahasa”.
Apa yang terjadi? Laki-laki tadi marah lalu menyuruhku berhenti menulis dan menatap kedua bola matanya. Aku yang terperanjat setengah mati hanya melakukan apa yang ia perintah dengan lugunya. Terjadilah sebuah caci maki yang berjalan sekitar beberapa menit,
“Eh, jund…kamu nulis apa? Bahasa?”
“Iya, kenapa sih?”
“Kamu kan sekarang udah di kelas favorit, kelasnya anak-anak bermasa depan IPA?!!”
“Tapi aku suka nya bahasa.”
“Jangan konyol lah, ada masa depan yang udah menjamin kamu begini kok!”
“Apa sih… Semua jurusan bisa menjamin kita kemanapun kita mau kok”
“Halah… yakin kamu sama omonganmu itu ha? Yang paling menjanjikan itu di IPA. Masuk bahasa itu MAU JADI APA? Hahaha”
JEDDUUAARRRR!!!!!!!!!!!!!!!
“……………”
# # #
      Itu kisah nyata *true story*
      Sungguh, saat itu hanya aku dan Allah yang tahu betapa pedihnya kalimat yang dilontarkan temanku itu sampai kedalam hati terdalamku. Bahkan setelah itu berlangsung guyuran hujan air mataku tak bisa kuhentikan keluar dari bola mata dengan sendirinya. *maaf saja* Aku ini memang sangat mencintai bahasa. Aku ingin hidup bersama bahasa. Aku ingin dikelilingi hari-hari penuh dramatisasi jutaan kalimat lebay dan menyentuh. Aku ingin menyaksikan dan melakukan aksi drama bersama teman-teman yang menggila bebas. Aku ingin menikmati hidup ini dengan apa yang aku mau tanpa menyakiti siapapun!. Tapi lihat saja dia *temanku laki-laki tadi*, apa maksudnya dia?. Pertama, dia mengunggulkan satu jurusan saja sebelum akhirnya menjatuhkan jurusan lain dengan kalimat buruknya itu. Kedua, aku bahkan tidak mencaci seperti itu dengan jurusan yang ia minati, peduli untuk sekedar tahu saja tidak. Ketiga, astaga…teman, kau ini tipe pesimistis atau pencaci maki atau malah keduanya sih? Pikiranmu terlalu pendek kawan, kau pikir jurusan yang kau pilih itu seratus persen menjaminmu menjadi seorang ilmuwan hebat yang akhirnya punya gedung tinggi penuh dengan sarana percobaan bahan-bahan kimia yang mutakhir seperti di film-film tanpa adanya usaha dan hati yang bersih dari hatimu? Itu membuatku tahu bahwa kau itu memilih jurusan IPA hanya sekedar untuk mencari pelarian ter-aman di dunia hati manusia di sekitar kita, bukan dari hatimu.
      Begini ya, aku ini dari dulu susah untuk bisa menyukai matematika. Tapi untuk berfikir menjauh dan melarikan diri adalah mustahil. Walaupun aku di jurusan bahasa, aku masih harus melewati matematika juga bukan? Bahkan fakta mengejutkan lagi, bahwa ada akuntansi beberapa jam dalam seminggu juga disitu. Aku tidak se-PENGECUT dirimu kan ya? (Aku berharap kau membaca tautan blog ini teman, karena sekarang aku secara tidak langsung mengalahkanmu dan ingin membalikkan fakta kalimat-kalimatmu padamu yang pernah kau lontar padaku secara pedih itu).
      Aku ingin jadi sombong sebentar, teman. Lihat saja akhir hidupmu di masa-masa kita masih bertemu dulu, dimana kau berpijak ketika banyak event lomba dan kegiatan beasiswa sekolah di adakan? Dimana kau dan sederet kalimat menjijikkan mu itu saat itu? Apa kau lupa, kau sudah di IPA saat itu, tapi kau yang selalu ingin tampil di antara event bahasa inggris yang pernah ada saat itu.
“Hey! Apa kau tidak ingat kalimatmu dulu? Lagipula kau sudah di IPA, kenapa menyentuh pekerjaan itu? Apa itu? Sebuah pelarian pecundang, yang menjelek-jelekkan bahasa tapi hanya bahasa yang akhirnya kau perjuangkan? Seandainya saja, dulu kau tidak bercakap menyebalkan seperti itu, aku tidak akan mengatakan ini juga,teman.”
      Tapi kudiamkan seluruh kalimat itu teman. Aku sudah bertekad akan berhasil di depanmu sebagai anak BAHASA. Dan aku akan mengalahkan kalimatmu. Apa kau mengerti kalimatku tadi sejak hari kelulusan dulu teman? Atau ketika aku bisa menjuarai dunia penulisan kisah se Jateng DIY dulu? Atau ketika aku berhasil menerbitkan sebuah buku antologi dulu? Atau bagaimana teman…kau lupa ingatan? *Aku-sedang-sombong-lho-ini* ^^
      Aku sudah sempat bergetar merasa akan jatuh teman, ketika banyak dari orang-orang di dalammu (IPA) yang mengatakan bahwa, hanya anak IPA yang akan lebih mudah masuk ke perguruan tinggi negeri dengan jurusan yang benar-benar di harapkan dan di banggakan sekolah. Apa yang satu itu juga belum kau sadari teman? *OmongKosong!!*
      Lihat aku teman! Aku di perguruan tinggi negeri sekarang. Tapi sungguh, dulu aku tidak mempermasalahkan sebuah nama perguruan tinggi yang menjadi favorit manapun, aku hanya ingin belajar “Bahasa”. Tidak muluk dan menjijikkan seperti katamu. Hey, teman…? Kau bukan di perguruan tinggi negeri ya sekarang? *Ayolaah…kenapa kau terlihat menyedihkan, di mataku. Karena kau yang bilang bahwa bla bla bla mu itu hanya orang IPA yang bisa, aku memandangmu saja merasa aneh teman*
Aku menulis

      Sekarang aku giat menulis teman, apa yang kau lakukan disana ? Kuharap kau tidak mengulangi kalimat-kalimat yang pernah kau katakan padaku dulu itu. Maaf teman, dulu akhirnya aku sempat membenci orang-orang yang berada satu jurusan dengnmu, tapi kebencianku tidak ku sebar dengan sebuah caci maki bukan?. Mungkin saat-saat ini aku berhak saja melakukan itu, tapi kupikir itu adalah cara menjijikkan yang pernah ada. Terima kasih teman, berkat kalimat panasmu dulu itu juga yang membuat aku bekerja keras lebih dari bisanya, membuatkku lebih sedikit tidur, membuatku berani mencoba kearah manapun. Memang benar, menjadi “BERHASIL” adalah cara balas dendam terbaik di depan musuhmu./hibariohara/

Previous
Next Post »

2 comments

Write comments
Unknown
AUTHOR
January 18, 2016 at 6:59 PM delete

Lanjutkan Jun,
do the best and Allah do the rest !
yang mengatur dan merencanakan adalah Ia sang maha membolak balikan hati, yang menjalani adalah kita yang masa depannya sudah ditulis Ia sang maha Agung, dan yang berkomentar adalah orang lain yang belum tahu kelebihan dirinya itu apa. Keep Smile and Lanjutkan Jun, aku dibelakangmu !

Reply
avatar
Jun
AUTHOR
January 20, 2016 at 9:07 AM delete

=D *terharuModeOn
Yossshhhaaa!! Mado san mo "do the best" kudasai,
atashi ganbarukara

Reply
avatar